

1. Pendahuluan[kembali]
Budidaya melon di rumah kaca merupakan salah satu metode pertanian modern yang menawarkan solusi efektif untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman melon dengan mengontrol kondisi lingkungan secara optimal. Melalui sistem ini, petani dapat mengatur suhu, kelembaban, pencahayaan, dan irigasi secara terkontrol sehingga tanaman terlindung dari hama, penyakit, dan cuaca ekstrem. Selain itu, budidaya di rumah kaca memungkinkan panen di luar musim serta penggunaan lahan yang lebih efisien, sehingga menjadikannya pilihan yang potensial untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi pertanian.2. Tujuan[kembali]
3. Alat dan Bahan[kembali]
Spesifikasi :
15. Inverter (Not)
4. Dasar Teori[kembali]
Soil Moisture Sensor merupakan module untuk mendeteksi kelembaban tanah, yang dapat diakses menggunakan microcontroller seperti arduino.Sensor kelembaban tanah ini dapat dimanfaatkan pada sistem pertanian, perkebunan, maupun sistem hidroponik mnggunakan hidroton.
Soil Moisture Sensor dapat digunakan untuk sistem penyiraman otomatis atau untuk memantau kelembaban tanah tanaman secara offline maupun online. Sensor yang dijual pasaran mempunyai 2 module dalam paket penjualannya, yaitu sensor untuk deteksi kelembaban, dan module elektroniknya sebagai amplifier sinyal.
Jika menggunakan pin Digital Output maka keluaran hanya bernilai 1 atau 0 dan harus inisalisasi port digital sebagai Input (pinMode(pin, INPUT)). Sedangkan jika menggunkan pin Analog Output maka keluaran yang akan muncul adalah sebauah angka diantara 0 sampai 1023 dan inisialisasi hanya perlu menggunkan analogRead(pin).
CARA KERJA SENSOR
Pada saat diberikan catudaya dan disensingkan pada tanah, maka nilai Output Analog akan berubah sesuai dengan kondisi kadar air dalam tanah.
Pada saat kondisi tanah :
Tegangan tersebut dapat dicek menggunakan voltmeter DC. Dengan pembacaan pada pin ADC pada microcontroller dengan tingkat ketelitian 10 bit, maka akan terbaca nilai dari range 0 – 1023. Sedangkan untuk Output Digital dapat diliat pada nyala led Digital output menyala atau tidak dengan mensetting nilai ambang pada potensiometer.
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyaikeluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 μ A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan. Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor.
Grafik:
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :
1. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
2. Element Resistif
3. Terminal
1. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
2. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
3. Sebagai Pembagi Tegangan
4. Aplikasi Switch TRIAC
5. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
6. Sebagai Pengendali Level Sinyal
Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian Elektronika yang paling sederhana maupun rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks. Transistor pada umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Germanium, Silikon, dan Gallium Arsenide.
Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Selain itu, transistor biasanya juga dapat digunakan sebagai saklar dalam rangkaian elektronika. Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan mencapai titik jenuh. Pada titik jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor.
Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada arus.
Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan Konfigurasi Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan sinyal Output. Common Emitter adalah konfigurasi Transistor dimana kaki Emitor Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama untuk INPUT dan OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT dimasukan ke Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor.
Karakteristik Input
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip Kerja Motor DC
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas.
Simbol
Karakteristik IC OpAmp
Inverting Amplifier
Rumus:
Non Inverting
Rumus:
Komparator
Rumus:
Adder
Rumus:
Bentuk Gelombang
Gerbang AND (IC 4081) memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran (Output). Gerbang AND akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua masukan (Input) bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika salah satu dari masukan (Input) bernilai Logika 0.
Konfigurasi pin :
15. Inverter (Not)
Inverter atau pembalik(NOT) adalah suatu gerbang yang bertujuan untuk menghasilkan logika output kebalikan dari logika input Gerbang NOT merupakan gerbang di mana keluarannya akan selalu berlawanan dengan masukannya. Bila pada masukan diberikan tegangan ,maka transistor akan jenuh dan keluaran akan bertegangan nol. Sedangkan bila pada masukannya diberi tegangan tertentu, maka transistor akan cut off, sehingga keluaran akan bertegangan tidak nol.
Adapun simbol dan tabel kebenaran gerbang Inverter seperti berikut:
Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
· Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
· Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.
· Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan
· Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
· Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali
Setiap kode pada dioda menetukan nilai dioda dengan nilai :
Untuk menentukan arus zener (IZ), berlaku persamaan :
Pada grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda. Kondisi dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini kondisi dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik.
Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan tegangan negatif (reverse biased).
Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan medan listrik pada daerah P-N junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu bergeraknya muatan elektro dari sisi n ke sisi p. Elektron-elektron tersebut akan menempati suatu tempat di sisi p yang disebut dengan holes. Pergerakan elektron-elektron tersebut akan meninggalkan ion positif di sisi n, dan holes yang terisi dengan elektron akan menimbulkan ion negatif di sisi p. Ion-ion tidak bergerak ini akan membentuk medan listrik statis yang menjadi penghalang pergerakan elektron pada dioda.
Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif. Hilangnya penghalang-penghalang tersebut akan memungkinkan pergerakan elektron di dalam dioda, sehingga arus listrik dapat mengalir seperti pada rangkaian tertutup.
Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Pemberian tegangan negatif akan membuat ion-ion negatif tertarik ke sisi katoda (n-type) yang diberi tegangan positif, dan ion-ion positif tertarik ke sisi anoda (p-type) yang diberi tegangan negatif. Pergerakan ion-ion tersebut searah dengan medan listrik statis yang menghalangi pergerakan elektron, sehingga penghalang tersebut akan semakin tebal oleh ion-ion. Akibatnya, listrik tidak dapat mengalir melalui dioda dan rangkaian diibaratkan menjadi rangkaian terbuka.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N.
5. Percobaan[kembali]
a) Prosedur[kembali]
1. Siapkan komponen yang akan digunakan2. Posisikan komponen sesuai pada gambar
3. Rangkai semua komponen dengan benar dan tepat
4. Untuk sensor jangan lupa memasukkan code hex, agar sensor dapat berfungsi
5. tekan tombol play untuk menjalankan rangkaian
b) Rangkaian simulasi [kembali]
A. KONTROL KELEMBABAN TANAH TANAMAN
Untuk Sensor Soil Moisture, resistansi yang menjadi acuan adalah 50% dimana saat resistansi diatas 50% mengindikasikan tanah lembab, sedangkan resistansi dibawah 50% mengindikasikan tanah kering. Pada Sensor LM35, suhu yang menjadi acuan adalah 36 derajat, dimana saat suhu diatas 36 derajat dianggap sebagai suhu ideal untuk menyiram tanaman, sedangkan suhu dibawah 36 derajat dianggap kurang ideal.
Kondisi 1 : Tanah Kering dan Suhu <= 36 derajat
Pada kondisi ini sensor kelembapan akan mendeteksi tanah kering yang dilihat pada resistansi 49%, dimana sensor akan mengeluarkan output tegangan yang tidak stabil sehingga harus diumpankan terlebih dahulu ke rangkaian penyearah yang mana kita akan mendapatkan tegangan output dari penyearah sebesar +2,02 V. Tegangan output dari penyearah ini kemudian diumpankan ke ragkaian op-amp detector non-inverting dengan tegangan pembanding sebesar +2,07 V, sehingga output dari rangkaian detector bernilai negative saturasi (-15V) yang kemudian dimasukkan ke kaki B pada IC Decoder 74247 dan juga ke kaki R-S pada D Flip-Flop. Karna input pada kaki R berlogika 0 dan pada kaki S berlogika 1 (melewati inverter) maka D Flip-Flop berada pada kondisi SET yang artinya output pada kaki Q akan berlogika 1 yang kemudian dihubungkan ke resistor 10k ohm dan diperoleh output sebesar +0,71 V yang dihubungkan ke transistor Q5 yang mengaktifkan transistor. Karna transistor Q5 aktif, maka tegangan sebesar +5V pada relay 4 akan mengalir ke kumparan lalu ke kaki collector dan diumpankan ke kaki emitter lalu ke ground. Karena ada arus yang melewati kumparan relay 5, maka relay menjadi aktif dan switch berpindah dari kanan ke kiri sehingga relay 5 dan transistor Q6 terhubung.
Karena suhu yang terbaca oleh sensor LM35 lebih kecil dari 36 derajat yaitu 35 derajat maka sensor akan mengeluarkan output +0,35V yang kemudian diumpankan ke kaki positif dari rangkaian op-amp detector non-inverting sehingga diperoleh output tengangan bernilai negative saturasi yang dihubungkan ke kaki A pada IC 74257 dan ke resistor 6. Output pada resistor 6 sebesar -14,8V kemudian dihubungkan ke kaki transistor Q6 yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga tidak ada arus yang mengalir dari kaki collector ke emitter. Karena transistor Q6 tidak aktif maka relay 5 tidak aktif sehingga switch tetap di posisi kanan yang menghubungkan tegangan +12V ke resistor lalu ke LED kuning dan ke ground. Karena tidak ada tegangan yang masuk ke motor, maka pomoa air tidak aktif.
Karena input pada kaki A dan B dari IC 74247 bernilai logika 0, maka pada layar 7-segment akan ditampilkan angka 0 yang artinya “Tanah Kering dan Suhu <= 36 Derajat”
Kondisi 2 : Tanah Kering dan Suhu >36 derajat
Pada kondisi ini sensor kelembapan akan mendeteksi tanah kering yang dilihat pada resistansi 49%, dimana sensor akan mengeluarkan output tegangan yang tidak stabil sehingga harus diumpankan terlebih dahulu ke rangkaian penyearah yang mana kita akan mendapatkan tegangan output dari penyearah sebesar +2,02 V. Tegangan output dari penyearah ini kemudian diumpankan ke ragkaian op-amp detector non-inverting dengan tegangan pembanding sebesar +2,07 V, sehingga output dari rangkaian detector bernilai negative saturasi (-15V) yang kemudian dimasukkan ke kaki B pada IC Decoder 74247 dan juga ke kaki R-S pada D Flip-Flop. Karna input pada kaki R berlogika 0 dan pada kaki S berlogika 1 (melewati inverter) maka D Flip-Flop berada pada kondisi SET yang artinya output pada kaki Q akan berlogika 1 yang kemudian dihubungkan ke resistor 10k ohm dan diperoleh output sebesar +0,71 V yang dihubungkan ke transistor Q5 yang mengaktifkan transistor. Karna transistor Q5 aktif, maka tegangan sebesar +5V pada relay 4 akan mengalir ke kumparan lalu ke kaki collector dan diumpankan ke kaki emitter lalu ke ground. Karena ada arus yang melewati kumparan relay 5, maka relay menjadi aktif dan switch berpindah dari kanan ke kiri sehingga relay 5 dan transistor Q6 terhubung.
Karena suhu yang terbaca oleh sensor LM35 lebih besar dari 36 derajat yaitu 37 derajat maka sensor akan mengeluarkan output +0,37V yang kemudian diumpankan ke kaki positif dari rangkaian op-amp detector non-inverting sehingga diperoleh output tengangan bernilai positive saturasi yang dihubungkan ke kaki A pada IC 74257 dan ke resistor 6. Output pada resistor 6 sebesar +0,72V kemudian dihubungkan ke kaki transistor Q6 yang menyebabkan transistor aktif sehingga ada arus yang mengalir dari kaki collector ke emitter. Karena transistor Q6 aktif maka relay 5 aktif sehingga switch berpindah posisi dari kanan ke kiri yang menghubungkan tegangan +12V ke motor lalu ke ground. Karena ada tegangan yang masuk ke motor, maka pomoa air aktif menyiram tanaman.
Karena input pada kaki A berlogika 1 dan B dari IC 74247 bernilai logika 0, maka pada layar 7-segment akan ditampilkan angka 1 yang artinya “Tanah Kering dan Suhu > 36 Derajat”
Kondisi 3 : Tanah Lembab dan Suhu <=36
Pada kondisi ini sensor kelembapan akan mendeteksi tanah lembab yang dilihat pada resistansi 51%, dimana sensor akan mengeluarkan output tegangan yang tidak stabil sehingga harus diumpankan terlebih dahulu ke rangkaian penyearah yang mana kita akan mendapatkan tegangan output dari penyearah sebesar +2,12 V. Tegangan output dari penyearah ini kemudian diumpankan ke ragkaian op-amp detector non-inverting dengan tegangan pembanding sebesar +2,07 V, sehingga output dari rangkaian detector bernilai positive saturasi (+15V) yang kemudian dimasukkan ke kaki B pada IC Decoder 74247 dan juga ke kaki R-S pada D Flip-Flop. Karna input pada kaki R berlogika 1 dan pada kaki S berlogika 0 (melewati inverter) maka D Flip-Flop berada pada kondisi RESET yang artinya output pada kaki Q akan berlogika 0 yang kemudian dihubungkan ke resistor 10k ohm dan diperoleh output sebesar 0 V yang dihubungkan ke transistor Q5 yang meenyebabkan transistor tidak aktif. Karna transistor Q5 tidak aktif, maka tegangan sebesar +5V pada relay 4 tidak mengalir ke kumparan. Karena tidak ada arus yang melewati kumparan relay 5, maka relay tidak aktif dan switch tidak berpindah dari kanan ke kiri sehingga relay 5 dan transistor Q6 tidak terhubung.
Karena suhu yang terbaca oleh sensor LM35 lebih kecil dari 36 derajat yaitu 35 derajat maka sensor akan mengeluarkan output +0,35V yang kemudian diumpankan ke kaki positif dari rangkaian op-amp detector non-inverting sehingga diperoleh output tengangan bernilai negative saturasi yang dihubungkan ke kaki A pada IC 74257 dan ke resistor 6. Output pada resistor 6 sebesar -14,8V kemudian dihubungkan ke kaki transistor Q6 yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga tidak ada arus yang mengalir dari kaki collector ke emitter. Karena transistor Q6 tidak aktif maka relay 5 tidak aktif sehingga switch tetap di posisi kanan yang menghubungkan tegangan +12V ke resistor lalu ke LED kuning dan ke ground. Karena tidak ada tegangan yang masuk ke motor, maka pomoa air tidak aktif.
Karena input pada kaki A dan B dari IC 74247 bernilai logika 0, maka pada layar 7-segment akan ditampilkan angka 2 yang artinya “Tanah Lembab dan Suhu <= 36 Derajat”
Kondisi 4: Tanah Lembab dan Suhu >36 Derajat
Pada kondisi ini sensor kelembapan akan mendeteksi tanah lembab yang dilihat pada resistansi 51%, dimana sensor akan mengeluarkan output tegangan yang tidak stabil sehingga harus diumpankan terlebih dahulu ke rangkaian penyearah yang mana kita akan mendapatkan tegangan output dari penyearah sebesar +2,12 V. Tegangan output dari penyearah ini kemudian diumpankan ke ragkaian op-amp detector non-inverting dengan tegangan pembanding sebesar +2,07 V, sehingga output dari rangkaian detector bernilai positive saturasi (+15V) yang kemudian dimasukkan ke kaki B pada IC Decoder 74247 dan juga ke kaki R-S pada D Flip-Flop. Karna input pada kaki R berlogika 1 dan pada kaki S berlogika 0 (melewati inverter) maka D Flip-Flop berada pada kondisi RESET yang artinya output pada kaki Q akan berlogika 0 yang kemudian dihubungkan ke resistor 10k ohm dan diperoleh output sebesar 0 V yang dihubungkan ke transistor Q5 yang meenyebabkan transistor tidak aktif. Karna transistor Q5 tidak aktif, maka tegangan sebesar +5V pada relay 4 tidak mengalir ke kumparan. Karena tidak ada arus yang melewati kumparan relay 5, maka relay tidak aktif dan switch tidak berpindah dari kanan ke kiri sehingga relay 5 dan transistor Q6 tidak terhubung.
Karena suhu yang terbaca oleh sensor LM35 lebih besar dari 36 derajat yaitu 37 derajat maka sensor akan mengeluarkan output +0,37V yang kemudian diumpankan ke kaki positif dari rangkaian op-amp detector non-inverting sehingga diperoleh output tengangan bernilai positive saturasi yang dihubungkan ke kaki A pada IC 74257 dan ke resistor 6. Output pada resistor 6 sebesar +0,66V kemudian dihubungkan ke kaki transistor Q6 yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga tidak ada arus yang mengalir dari kaki collector ke emitter. Karena transistor Q6 tidak aktif maka relay 5 juga tidak aktif sehingga switch tetap di kanan yang menghubungkan tegangan +12V ke resistor lalu ke LED kuning dan ke ground. Karena tidak ada tegangan yang masuk ke motor, maka pomoa air tidak aktif.
Karena input pada kaki A berlogika 1 dan B dari IC 74247 bernilai logika 1, maka pada layar 7-segment akan ditampilkan angka 3 yang artinya “Tanah Lembab dan Suhu > 36 Derajat”.
B. PENDETEKSI ADANYA HAMA DAN KEADAAN KELEMBABAN UDARA
Pada Sistem Pendeteksi Adanya hama dan Kelembaban udara dirumahkaca, kita menggunakan beberapa sensor taitu Sensor Vibration yang digunakan untuk mengetahui keberadaan dari hama yang ada pada tanaman (biasanya dapat melalui getaran yang ditimbulkan oleh hama tersebut) dan Sensor Kelembaban Udara HIH 5030 Yang berfungsi untuk mendeteksi kelembaban udara disekitar, dimana akan digunakan humidifier dan dehumidifier untuk mengatur kelembaban dari ruangan tersebut
Kondisi 1 : Ketika Sensor Vibration Aktif : Ketika terdapat hama yang memungkinkan mengganggu proses pertumbuhan dari tanaman melon, maka vibration akan mendeteksi pergerakan hama melalui getaran yang mereka munculkan saat bergerak maka sensor vibration akan aktif dan Vout sensor akan mengeluarkan tegangan dan arus akan mengalir ke OPAMP dimana pada rangkaian ini OPAMP bekerja dengan prinsip Non Inverting Amplifier, dimana inputnya 5V dan didapatkan outputnya 4.01 V. Setelah ini akan diumpankan menuju input A pada Demux 1 to 4 line 74LS139, dimana sesuai dengan prinsip demux yang inputannya satu sinyal akan dipecah jadi beberapa sinyal, berdasarkan tabel kebenaran saat input A bernilai 1 dan B don’t care, maka output yang aktif adalah Y0 dan Y2, maka kedua output tersebut dengan half adder akan dihubungkan ke IC gerbang AND menjadi satu output, lalu diumpankan menuju R11 lalu masuk ke kaki base transistor, transistor bekerja dengan fixed bias, terlihat pada rangkaian nilai VBE nya adalah 0.8V maka power dapat mengalirkan arus ke relay karena syarat nilai VBE adalah besar dari 0.7V. karena arus mengalir pada relay, maka relay akan berpindah posisi dan arus mengalir pada baterai dan motor bergerak. Pada rangkaian ini motor berperan sebagai Alat penyemprot bubuk neem sebagai pestisida alami untuk membasmi hama terutama lalat buah
Kondisi 2 : Ketika Sensor HIH memiliki nilai >70 : Saat kelembaban udara yang terbaca oleh sensor adalah diatas 70 (pada percobaan diambil 76), maka akan dihasilkan tegangan oleh Vout sensor sebesar 3.16V lalu akan diumpankan menuju kaki Non Inverting dari Amplifier U10 dan kaki Inverting dari Amplifier U21, pada Amplifier U10 OPAMP bekerja dengan prinsip detector non inverting dengan input 1.1V dan Vref nya adalah 0.22V, dihasilkan output sebesar 4.03V, namun pada Amplifier U21 tidak dihasilkan output. Pada output OPAMP U10, tegangan lalu diumpankan menuju input B pada Demux 1 to 4 line 74LS139, dimana sesuai dengan prinsip demux yang inputannya satu sinyal akan dipecah jadi beberapa sinyal, berdasarkan tabel kebenaran saat input B bernilai 1 dan A don’t care, maka output yang aktif adalah Y0 dan Y1, maka kedua output tersebut dengan half adder akan dihubungkan ke IC gerbang AND menjadi satu output, lalu diumpankan menuju R15 lalu masuk ke kaki base transistor, transistor bekerja dengan fixed bias, terlihat pada rangkaian nilai VBE nya adalah 0.8V maka power dapat mengalirkan arus ke relay karena syarat nilai VBE adalah besar dari 0.7V. karena arus mengalir pada relay, maka relay akan berpindah posisi dan arus mengalir pada baterai dan motor bergerak. Pada rangkaian ini motor berperan sebagai dehumidifier yang berfungsi untuk menurunkan kelembaban udara dikarenakan terlalu tingginya kelembaban udara pada ruangan rumah kaca
Kondisi 3 : Ketika Sensor HIH memiliki nilai <50 : Saat kelembaban udara yang terbaca oleh sensor adalah dibawah 50 (pada percobaan diambil 40), maka akan dihasilkan tegangan oleh Vout sensor sebesar 1.94V lalu akan diumpankan menuju kaki Non Inverting dari Amplifier U10 dan kaki Inverting dari Amplifier U21, pada Amplifier U21 OPAMP bekerja dengan prinsip detector inverting dengan input 2.3V dan Vref nya adalah 0.18V, dihasilkan output sebesar 3.98V, namun pada Amplifier U10 tidak dihasilkan output. Pada output OPAMP U21 tegangan diumpankan menuju R4 lalu masuk ke kaki base transistor, transistor bekerja dengan fixed bias, terlihat pada rangkaian nilai VBE nya adalah 0.78V maka power dapat mengalirkan arus ke relay karena syarat nilai VBE adalah besar dari 0.7V. karena arus mengalir pada relay, maka relay akan berpindah posisi dan arus mengalir pada baterai dan motor bergerak. Pada rangkaian ini motor berperan sebagai humidifier yang berfungsi untuk meningkatkan kelembaban udara dikarenakan rendahnya kelembaban udara pada ruangan rumah kaca
C.SISTEM PENGATURAN PINTU OTOMATIS RUMAH KACA DAN PEMUPUKAN OTOMATIS
Pada sistem pengaturan pintu otomatis, kita menggunakan sensor PIR dimana sensor PIR dapat mendeteksi keberadaan sesorang yang melewati sensor tersebut melalui radiasi inframerah yang diterimanya. Sensor PIR ini diletakkan diatas pintu masuk. Dan untuk pemupukan otomatis kita akan menggunakan sensor touch dimana sensor ini akan aktif apabila kita sentuh yang terletak di samping pintu, dimana saat kita sentuh maka pupuk cair otomatis akan disemprotkan ke tanaman
Kondisi 1, Sensor PIR aktif : Saat seseorang akan memasuki rumah kaca, maka sensor PIR akan mendeteksi adanya pergerakan seseorang sehingga sensor PIR akan aktif dan kaki Vout akan memgeluarkan tegangan sebesar 5V lalu diumpankan menuju input X1 multiplexer. Seperti yang diketahui fungsi dari multiplexer adalah untuk meneruskan beberapa sinyal yang masuk menjadi 1 sinyal keluaran, yang diatur oleh PIN Select, dimana pada pin select yang aktif adalah PIN A dan yang mati adalah PIN B. Berdasarkan tabel kebenaran multiplexer dapat terlihat jika pin A dan B aktif maka sinyal yang akan diteruskan adalah yang dari input X1 dan Y1. Karena X1 aktif maka akan diteruskan melalui output X sebesar 1.32V. Tegangan tersebut kemudian diumpankan menuju kaki base transistor, transistor bekerja dengan fixed bias, terlihat pada rangkaian nilai VBE nya adalah 1.32V maka power dapat mengalirkan arus ke relay karena syarat nilai VBE adalah besar dari 0.7V. karena arus mengalir pada relay, maka relay akan berpindah posisi dan arus mengalir pada baterai dan motor bergerak. Pada rangkaian ini motor berperan sebagai pintu otomatis yang terbuka.
Kondisi 2, Sensor Touch Aktif : Saat seseorang akan memasuki rumah kaca, pintu terbuka, dan ingin menyemprotkan pupuk cair, maka kita dapat menekan sensor touch sehingga sensor touch akan aktif dan kaki Vout akan memgeluarkan tegangan sebesar 5V lalu diumpankan menuju input Y1 multiplexer. Seperti yang diketahui fungsi dari multiplexer adalah untuk meneruskan beberapa sinyal yang masuk menjadi 1 sinyal keluaran, yang diatur oleh PIN Select, dimana pada pin select yang aktif adalah PIN A dan yang mati adalah PIN B. Berdasarkan tabel kebenaran multiplexer dapat terlihat jika pin A dan B aktif maka sinyal yang akan diteruskan adalah yang dari input X1 dan Y1. Karena Y1 aktif maka akan diteruskan melalui output Y sebesar 4.85V. Tegangan tersebut kemudian diumpankan menuju R3, lalu diumpankan menuju kaki base transistor, transistor bekerja dengan self bias, terlihat pada rangkaian nilai VBE nya adalah 0.78V maka power dapat mengalirkan arus ke relay karena syarat nilai VBE adalah besar dari 0.7V. karena arus mengalir pada relay, maka relay akan berpindah posisi dan arus mengalir pada baterai dan motor bergerak. Pada rangkaian ini motor berperan sebagai sprayer otomatis pupuk yang akan menyemprotkan pupuk ke tanaman
c) Video Simulasi [kembali]
2. Download Rangkaian [disini]
3. Download Vidio Rangkaian [disini]
4. Download Datasheet Sensor:
5. Download library Komponen:
6. Download datasheet Relay [disini]
7. Download datasheet Motor [disini]
8. Download datasheet Led [disini]
9. Download datasheet Op Amp [disini]
10. Download datasheet IC 4013 [disini]
11. Download datasheet IC 74247 [disini]
12. Download datasheet Potensiometer [disini]
13. Download datasheet Resistor [disini]
2. Download Rangkaian [disini]
3. Download Vidio Rangkaian [disini]
4. Download Datasheet Sensor:
5. Download library Komponen:
6. Download datasheet Relay [disini]
7. Download datasheet Motor [disini]
8. Download datasheet Led [disini]
9. Download datasheet Op Amp [disini]
10. Download datasheet IC 4013 [disini]
11. Download datasheet IC 74247 [disini]
12. Download datasheet Potensiometer [disini]
13. Download datasheet Resistor [disini]
Komentar
Posting Komentar