Gambar
  BAHAN PRESENTASI UNTUK MATA KULIAH  ELEKTRONIKA 2024 Nama : Raynaldi al ayyubbi NIM : 2310952001 Dosen Pengampu : Dr. Darwison, MT                                              Rizky wahyu Pratama, MT Referensi : a. Darwison, 2010, ”TEORI, SIMULASI DAN APLIKASI ELEKTRONIKA ”, Jilid 1, ISBN: 978-602-9081-10-7, CV Ferila, Padang  b. Darwison, 2010, ”TEORI, SIMULASI DAN APLIKASI ELEKTRONIKA ”,Jilid 2,  ISBN: 978-602-9081-10-8, CV Ferila, Padang c. Robert L. Boylestad and Louis Nashelsky, Electronic Devices and Circuit Theory, Pearson, 2013  d. Jimmie J. Cathey, Theory and Problems of Electronic Device and Circuit, McGraw Hill, 2002. e. Keith Brindley, Starting Electronics, Newness 3rd Edition, 2005 f. Ian R. Sinclair and John Dunton, Practical Electronics Handbook, Newness, 2007. g. John M. Hughes, Practical Electronics: Components and Techniques, O’Reilly Media, 2016.

SUB CHAPTER 5.16 CASCADE SYSTEM

CASCADE SYSTEM






 1. Pendahuluan[kembali]


Sistem Cascade merujuk pada suatu metode di mana output dari satu komponen digunakan sebagai input untuk komponen berikutnya. Dalam berbagai konteks, sistem Cascade dapat diterapkan, termasuk dalam bidang kontrol, pemrosesan sinyal, dan kecerdasan buatan. Pendekatan ini memungkinkan pengembangan sistem yang kompleks dengan menggabungkan beberapa elemen yang saling terkait, menciptakan suatu alur kerja atau hierarki fungsional. Mari kita eksplorasi lebih lanjut tentang bagaimana Cascade system memberikan keunggulan dalam berbagai aplikasi.

 2. Tujuan[kembali]

  • Mengetahui apa itu sistem kendali cascade
  • Mengetahui bagaimana mengoperasikan cascade
  • Mengetahui komponen-komponen dan sifat cascade system
  • Dapat membuat rangkaian sistem cascade system
  • Dapat mengsimulasikan rangkaian cascade system


 3. Alat dan Bahan[kembali]

ALAT

  • Oscilloscope



Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang fungsinya memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Pada osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Kemudian peranti pemancar elektron akan memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron tersebut membekas pada layar. Rangkaian khusus dalam osiloskop akan menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Proses pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal yang berkelanjutan sehingga dapat dipelajari. Osiloskop dapat digunakan untuk merekam sinyal tegangan dari waktu ke waktu. Penganalisisan logika akan merekam hingga 16 sinyal logika independen untuk sinyal digital. Serangkaian komponen masukan dan keluaran logika yang disederhanakan tersebut dapat mempermudah penyidikan rangkaian digital. Osiloskop dirancang untuk menyajikan visual bentuk gelombang guna menunjukkan kekuatan sinyal, bentuk gelombang, dan nilai sinyal

  • Voltmeter


Voltmeter merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur besar tegangan listrik yang ada di suatu rangkaian listrik dalam besaran dan satuan tertentu.

  • Ampermeter



Amperemeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur nilai arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik. Pengukuran arus listrik harus memutuskan rangkaian terlebih dahulu lalu dihubungkan masing-masing ke terminal-terminal amperemeter.

BAHAN

  • Resistor

Resistor atau penghambat merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan dirancang untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin di mana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm



Ukuran Watt pada Resistor
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.

  • Transistor



Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus, stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input (Masukan) Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output (keluaran) dari Kolektor.
  • Ground
Grounding atau Pentanahan adalah sistem pentanahan yang terpasang pada suatu instalasi listrik yang bekerja untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus dari sambaran petir ke bumi.

  • Amplifier



Amplifier merupakan komponen elektronik untuk menghasilkan stereo yang cukup jernih. Dengan alat ini, suara yang dari sumber akan diinput dan diubah menjadi arus listrik berfluktuasi. Faktor itulah yang menyebabkan Mengapa sinyal keluaran yang diproduksi Akan menghasilkan audio yang jelas. Amplifier bekerja dengan cara menangkap suara dari sumbernya. Kemudian, suara yang telah ditangkap tersebut diproses menjadi tegangan yang lebih kuat. Setelah itu, sinyal akan diubah di catu daya. Catu daya merupakan sumber listrik dalam rangkaian elektronik.

  • Capasitor


Kapasitor adalah komponen listrik yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik. Bahan penyusun kapasitor yaitu dua keping atau dua lembaran penghantar listrik yang dipisahkan menggunakan isolator listrik berupa bahan dielektrik. Masing-masing keping atau lembaran penghantar listrik diberi muatan listrik dalam jumlah yang sama tetapi berlainan jenis, yaitu muatan positif dan muatan negatif. Secara keseluruhan kapasitor sesungguhnya bermuatan netral. Kapasitor dapat dibedakan berdasarkan bahan dielektrik yang digunakan menjadi kapasitor mika, kapasitor kertas, kapasitor keramik, kapasitor elektrolit, dan kapasitor udara. Berdasarkan jenis kutub (polar), kapasitor dibedakan menjadi kapasitor berkutub (polar) dan kapasitor tak berkutub (non-polar). Kapasitor digunakan pada rangkaian listrik sebagai penyimpan muatan listrik atau energi listrik dan sebagai pengaman dari kegagalan listrik pada rangkaian listrik yang memiliki kumparan. Selain itu, kapasitor juga digunakan pada bagian pengatur panjang gelombang sinyal pada radio. Kapasitor memiliki satuan yang disebut Farad yang diperoleh dari nama penemunya yaitu Michael Faraday.


 4. Dasar Teori[kembali]

 Pendekatan sistem dua-port sangat berguna untuk sistem bertingkat seperti yang muncul pada gambar 5.67 dimana Av1, Av2, Av3, dan seterusnya adalah kenaikan tegangan setiap tahap dalam kondisi dimuat. Artinya, Av1 ditentukan dengan impedansi input untuk Av2 yang bertindak sebagai beban pada AV1. Untuk Av2, Av1 akan menentukan kekuatan sinyal dan sumber impedansi pada input ke AV2. Keuntungan total sistem kemudian ditentukan oleh produk dari keuntungan individu sebagai berikut:

                

Dan total :


tidak peduli seberapa sempurna desain sistem, penerapan beban kedua port sistem akan memengaruhi kenaikan tegangan. karena itu, tidak ada kemungkinan suatu situasi diaman Av1,Av2,dan seterusnya.dari gambar 5.67 hanyalah nilai nilai tanpa beban.pemuatan dari setiap tahap yg berhasil harus dipertimbangkan. parameter tanpa beban dapat digunakan untuk keuntungan yang diperoleh dari gambar 5.99, tetapi persamaan. membutuhkan nilai yg dimuat.


RC-Coupled BJT Amplifiers 

    Salah satu koneksi tahap penguat yang populer adalah rangkaian RC-coupled yang ditunjukkan pada Gambar 5.69 in contoh berikutnya. Namanya berasal dari kapasitor kopling kapasitif C c dan fakta bahwa beban pada tahap pertama adalah kombinasi RC. Isolasi kapasitor kopling dua tahap dari sudut pandang dc tetapi bertindak sebagai ekuivalen hubung singkat untuk respons ac. Impedansi masukan tahap kedua bertindak sebagai beban pada tahap pertama, memungkinkan pendekatan yang sama untuk analisis seperti yang dijelaskan dalam dua bagian terakhir.

Cascode Connection

Konfigurasi cascode memiliki salah satu dari dua konfigurasi. Dalam setiap kasus kolektor dari transistor terkemuka terhubung ke emitor dari transistor berikut. Satu mungkin susunannya tampak pada Gambar 5.70; yang kedua ditunjukkan pada Gambar 5.71 pada contoh berikut.

Pengaturan memberikan impedansi masukan yang relatif tinggi dengan penguatan tegangan rendah untuk tahap pertama untuk memastikan kapasitansi input Miller (akan dibahas pada Bagian 9.9 ) berada pada minimum, sedangkan tahap CB berikut memberikan respons frekuensi tinggi yang sangat baik.


 5. Percobaan[kembali]


    a) Prosedur[kembali]

  • Buka software proteus 
  • Lalu siapkan semua alat dan bahan yang Dibutuhkan, di ambil dari library proteus
  • Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
  • Tepatkan posisi letaknya dengan gambar rangkaian
  • Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh 
  • Lalu mencoba menjalankan rangkaian , jika tidak terjadi error, maka rangkaian akan berfungsi yang berarti rangkaian bekerja

    b) Rangkaian simulasi [kembali]

  • Prinsip Kerja

Gain daya, atau gain tegangan dapat dicapai oleh single stage amplifier (penguat satu tahap) tetapi tidak cukup dalam aplikasi praktis. Untuk itu, kita harus menggunakan beberapa tahap amplifikasi untuk mencapai daya atau gain tegangan yang diperlukan. Disini jenis amplifier disebut sebagai analisis multistage amplifier. Dalam penguat atau amplifier ini, output tahap pertama diumpankan ke input tahap berikutnya, dan seterusnya. Jenis koneksi seperti ini umumnya dikenal sebagai cascading. Karena penguatan amplifier (op-amp) secara cascading ini kita dapat menguatkan tenganggan ke tenganggan yang kita butuhkan.           


  • Rangkaian Simulasi
Rangkaian 5.67



Rangkaian 5.69





Rangkaian  5.70



Rangkaian 5.71




    c) Video Simulasi [kembali]

  • Rangkaian 5.67


  • Rangkaian 5.69


  • Rangkaian 5.70


  • Rangkaian 5.71


 6. Download File[kembali]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUB CHAPTER 2.5 OR GATE DAN AND GATE

TUGAS PENDAHULUAN : MODUL 1 POTENSIOMETER, TAHANAN GESER, DAN JEMBATAN WHEATSTONE

MODUL 3 HUKUM OHM & KIRCHOFF, VOLTAGE & CURRENT DIVIDER, MESH NODAL & THEVENIN