.png)
.png)
1. Pendahuluan [kembali]
Transistor adalah komponen vital dalam elektronika yang berfungsi sebagai penguat, saklar, dan pengendali arus. Pada praktikum ini, kita akan mempelajari karakteristik dasar transistor melalui pengujian rangkaian sederhana, untuk memahami perannya dalam berbagai konfigurasi dan aplikasi elektronik.
2. Tujuan [kembali]
a) Mengetahui prinsip
kerja transistor.
b) Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian fixed bias.
c) Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian self bias.
d) Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian voltage divider bias.
e) Mengetahui prinsip kerja Class A Amplifier
f) Mengetahui prinsip kerja Regulator
Power Supply
3. Alat Dan Bahan [kembali]
A. Alat
4. Dasar Teori [kembali]
Transistor adalah komponen berbahan
semikonduktor yang digunakan sebagai
penguat, sirkuit pemutus, penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal.
Pada umumnya transistor memiliki
3 terminal yaitu basis (B), emitter (E), dan collector (C). Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya,
transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
1.
Transistor NPN
Transistor ini disusun oleh bahan semikonduktor tiga lapis
yang terdiri dari dua bahan tipe N dan satu bahan tipe P.
2. Transistor PNP
Transistor ini disusun oleh bahan semikonduktor tiga lapis yang terdiri dari dua bahan tipe P dan satu bahan tipe N.
Berdasarkan kurva hubungan VCE, IC, dan IB diatas, terdapat beberapa
region
yang
menunjukkan daerah kerja transistor,
yaitu:
1. Daerah Potong
(Cutoff)
Pada
kondisi cutoff, arus Basis (IB) = 0 dan
arus Kolektor (IC) = 0, hal ini
dikarenakan pada emitter dan kolektor menerima reverse bias.
2. Daerah Saturasi
Pada kondisi saturasi, arus Kolektor (IC) akan
mencapai harga maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis (IB), dan βdc,
hal ini dikarenakan pada emitter dan kolektor menerima forward bias.
3.
Daerah Aktif
Pada kondisi
aktif, terjadi sifat-sifat yang diinginkan,
dimana:
Hal ini dikarenakan pada emitter menerima forward bias sedangkan pada kolektor
menerima reverse bias.
1. Daerah Breakdown
Kondisi breakdown
ini dapat terjadi
ketika arus Kolektor
(IC) melebihi spesifikasi yang diperbolehkan, kondisi breakdown ini dapat mengakibatkan
kerusakan pada transistor, maka daerah ini harus dihindari.
Istilah bias dimaksudkan penerapan
tegangan dc untuk menetapkan tingkat arus dan tegangan tetap. Tegangan dan arus
yang dihasilkan menyatakan titik operasi (quiescent
point) atau titik Q yang menentukan daerah kerja transistor. Terdapat
beberapa jenis pemberian bias pada BJT, sebagai berikut:
C. Aplikasi Transistor
1.
Class A amplifier
Amplifier kelas A adalah jenis amplifier di mana
transistor (atau perangkat penguat lainnya) selalu beroperasi dalam mode aktif
(linear) sepanjang siklus sinyal input. Amplifier Kelas A memiliki satu transistor, amplifier ini digunakan
dalam aplikasi yang membutuhkan linieritas tinggi dan memiliki daya yang cukup.
Gambar 2.3 Audio Amplifier Kelas A biasanya dikaitkan dengan linieritas
tinggi tetapi efisiensi rendah
Prinsip Kerja :
·
Transistor dalam Mode Aktif: Dalam amplifier
kelas A, transistor tidak pernah sepenuhnya mati (cut-off) atau jenuh
(saturation). Ini berarti transistor selalu berada dalam kondisi aktif,
memungkinkan arus untuk mengalir terus menerus.
·
Arus Bias Tinggi: Amplifier kelas A di-bias
dengan arus yang cukup tinggi sehingga sinyal input dapat digeser di sekitar
titik operasi yang linear. Ini menghasilkan distorsi yang sangat rendah dan
reproduksi sinyal yang sangat akurat.
·
2.
Regulator Power Supply
Power supply dengan regulator adalah sistem yang
menyediakan tegangan keluaran stabil meskipun ada variasi dalam tegangan
masukan atau beban yang dihubungkan. Regulator bertugas menjaga tegangan output
konstan dan melindungi perangkat elektronik yang terhubung dari kerusakan
akibat fluktuasi tegangan.
Terdapat
2 jenis regulator daya :
·
Regulator Linear
Regulator linear menggunakan komponen aktif seperti
transistor atau op-amp untuk membatasi tegangan output. Regulator linear unggul
dalam beberapa hal seperti desain yang sederhana, dan noise rendah, akan tetapi
memiliki efisiensi yang rendah karena
membuang kelebihan daya sebagai panas.
·
Regulator Switching
Regulator Switching mengubah tegangan input ke bentuk
sinyal AC dengan frekuensi tinggi menggunakan switching transistor, kemudian
menurunkannya menggunakan transformator, dan akhirnya menstabilkan tegangan
output dengan komponen filter.Keunggulan dari regulator switching antara lain efisiensi
yang tinggi, dan dapat menghasilkan berbagai tegangan output. Kekurangan dari
regulator switching adalah memiliki desain yang lebih kompleks, serta bisa
menghasilkan noise yang lebih tinggi.